BAB I
PENDAHULUHAN
A.Latar BelakangPendidikan sebagai investasi manusia. Kejenuhan pengembangan di dalam ruang turut memberikan dorongan berkembangnya konsep pendidikan di luar kelas. Pendidikan dalam ruang yang bersifat kaku dan formalitas dapat menimbulkan kebosanan, termasuk juga kejenuhan terhadap rutinitas di sekolah Pendidikan luar kelas dijadikan sebagai alternative baru dalam meningkatkan pengetahuan dalam pencapaian kualitas manusia. Alam sebagai media pendidkan adalah suatu sarana efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan pola pikir serta sikap mental positif seseorang. Konsep belajar dari alam adalah mengamati fenomena secara nyata dari lingkungan dan memanfaatkan apa yang tersedia di alam sebagai sumber belajar.Dengan alam kita dapat bermain,belajar,dll.Dalam makalah ini saya akan membahas tentang aktivitas lura kelas yang betujuan untuk kerjasama.Dalam hal ini beberapa kegiatan yang akan mengajarkan kerjasama akan dibahas.mengapa membahas kerjasama?untuk saat ini kerjasama sangat jarng dijumpai,banyak orang-orang sekarang bekerja sendiri individualis yang selalu menganggap bahwa dirinya bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain,padahal orang itu adalah mahkluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain,maka dari itu dalam makalah ini saya akan membahas kegiatan yang dapat meningkatkan untuk kerjasama dalampembelajaran aktivitas luar kelas.
B.Tujuan1. Menjelaskan pentingnya kerjasama untuk para siswa.
2. Untuk membentuk sifat sosial dalam diri siswa.
3. Membentuk karakter siswa melalui aktivitas luar kelas.
4. Untuk mengetahui kegiatan luar kelas yang cocok untuk mengajarkan kebersamaan.
C.Rumusan masalahDalam makalah ini akan berusaha untuk membahas aktivitas luar kelas baik itu dari pengertian,tujuan,konsep dari aktivitas luar kelas.Terkadang seorang guru tidak paham tentang aktivitas luar kelas terkadang seorang guru mengaggap bahwa aktivitas luar kelas itu tidak penting dengan alasan alasan yang kurang dapat diterima.
Kerjasama,sekarang zaman sudah modern kerjasama sudah hilang banyak yang menganggapkerjasama itu tidak perlu dilakukan,dalam malkalah ini akan menjelaskan kerja sama secara pengertian dari berbagai ahli yang menjelaskan bahwa kerja sama itu perlu.
Aktivitas yang memiliki tujuan,itulah yang sering kita lupakan setiap harikita melakukan aktivitas tetapi kita terkadang tidak mengetahui tujuan dari aktivitas itu.Dalam permasalahan ini adakah aktivitas luar kelas yang memilikitujuan untuk membentuk kerjasama.?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
a. Pendidikan Luar Kelas
Merupakan pendidikan yang dilakukan di luar ruang kelas atau di luar gedung sekolah, atau berada di alam bebas, seperti: bermain di lingkungan sekitar sekolah, di taman, di perkampungan nelayan/daerah pesisir, perkampungan petani/persawahan, berkemah, petualangan, sehingga diperoleh pengetahuan dan nilai-nilai yang berkaitan dengan aktivitas alam bebas
Kompetensi yang Diperoleh Melalui Pendidikan Luar Kelas
- Siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar
- Siswa mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar
- Siswa memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar
Proses belajar pada kegiatan luar kelas pada dasarnya adalah dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memperoleh pengalaman langsung dalam rangka penguasaan terhadap:
- konsep bunyi dan pengetahuan yang berkaitan dengan manusia dan sumber-sumber alam
- kecakapan hidup yang menghasilkan kesehatan, sejahtera, kreatif dan refreshing way of living
- sikap positif yang merefleksikan harmoni manusia dan alam
dengan demikian kegiatan luar kelas memberikan elemen-elemen yang penting bagi masyarakat yang sehat, produktif dan abadi
b. Tujuan Pendidikan Luar Kelas
Tujuan pendidikan yang secara umum ingin dicapai melalui aktivitas di luar ruang kelas atau di luar lingkungan sekolah adalah:
- Membuat setiap individu memiliki kesempatan unik untuk mengembangkan kreativitas dan inisiatif personal
- Menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap
- Mengembangkan kesadaran, apresiasi dan pemahaman terhadap lingkungan alam dan bagaimana manusia memiliki relasi dengan hal tersebut
- Membantu mewujudkan potensi setiap individu agar jiwa, raga dan spiritnya dapat berkembang optimal
- Memberikan ‘konteks’ dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dengan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk merasakan secara langsung
- Memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan dan ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan luar kelas
- Menumbuhkan pemahaman untuk secara bijak menggunakan dan melindungi lingkungan alam
- Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif
- Memberikan kesempatan yang unik untuk perubahan perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar kelas
- Memberikan kontribusi untuk membantu mengembangkan hubungan guru-murid yang lebih baik melalui berbagai pengalaman di alam bebas
- Memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum sekolah diberbagai area
- Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan
c. Konsep Utama dalam Pendidikan Luar Kelas
Melalui sudut pandang kependidikan, aktivitas pendidikan yang dilakukan di luar lingkungan sekolah atau di luar lingkungan formal persekolahan, setidaknya memuat 3 konsep utama, yaitu konsep proses belajar, aktivitas luar kelas dan lingkungan.
- Konsep Proses Belajar
Belajar melalui aktivitas luar kelas adalah proses belajar interdisipliner melalui satu seri aktivitas yang dirancang untuk dilakukan di luar kelas. Pendekatan ini secara sadar mengeksploitir potensi latar alamiah untuk memberi kontribusi terhadap perkembangan fisik dan mental. Dengan meningkatkan kesadaran terhadap hubungan timbal balik dengan alam, program dapat mengubah sikap dan perilaku terhadap alam.
- Konsep Aktivitas Luar Kelas
Pendekatan ini menggunakan kehidupan di luar ruangan dan kegiatan berkemah, yang memberikan banyak kesempatan bagi siswa untuk memperoleh dan menguasai berbagai bentuk keterampilan dasar, sikap dan apresiasi terhadap berbagai hal yang terdapat di alam dan kehidupan sosial. Bentuk-bentuk kegiatan luar kelas dapat berupa: berkemah, mendaki gunung, menjelajah, memancing, memasak, mempelajari alam, tinggal di pedesaan, primitive living, kerajinan tangan dan lain sebagainya.
- Konsep Lingkungan
Konsep lingkungan merujuk pada eksplorasi ekologi sebagai andalan mahluk hidup yang saling tergantung antara yang satu dengan yang lain. Tujuan utama program ini adalah untuk menjelaskan fungsi kita dalam alam semesta dan menunjukkan bagaimana menjaga kualitas lingkungan alam untuk kepentingan sekarang dan masa yang akan datang.
d. Pendidikan Jasmani dan Pendidikan Luar Kelas
Pendidikan luar kelas pada dasarnya merupakan pendidikan lintas bidang studi, karena di dalam kegiatannya meliputi seni, ilmu alam, pendidikan jasmani dan home economic. Dapat dilakukan di mana saja, lapangan terbuka, hutan, tepi danau, cagar alam, kebun, museum, camping ground, atau kebun binatang. Pendidikan luar kelas merupakan salah satu dimensi dalam pendidikan jasmani, di mana melalui program kegiatan ini diharapkan konsep diri siswa dapat dibentuk. Pengalaman semacam memanjat, merangkak, bergelantungan, dan berayun di alam bebas, yang merupakan bagian dari progam petualangan akan mampu meningkatkan rasa percaya diri siswa. Pengalaman semacam ini dapat memenuhi kebutuhan psikis anak akan ‘rasa berhasil mengatasi rintangan’. Secara khusus, manfaat pendidikan luar kelas dalam membentuk kepribadian siswa menurut Bucher adalah sebagai berikut:
- Siswa belajar untuk hidup secara demokratis bersama anak-anak lain dan orang dewasa
- Siswa dapat belajar lebih banyak mengenai lingkungan fisik dan pentingnya kekayaan alam
- Kontribusi dan apresiasi terhadap aktivitas di luar ruang akan memperkaya dan meningkatkan kualitas hidup
- Kualitas hidup yang dimaksud akan membentuk mereka menjadi warga negara yang baik. Kualitas yang akan berkembang seperti: memiliki rasa tanggung jawab, memiliki jiwa kepemimpinan, mampu bekerja sama, dan jujur
- Mereka akan memberikan apresiasi yang lebih baik terhadap pentingnya kesehatan dan kebugaran
- Kecintaan untuk bertualang, yang biasanya sangat digemari oleh anak-anak dan remaja, akan tersalurkan melalui kegiatan luar kelas
- Siswa dirangsang untuk belajar tentang segala sesuatu yang terdapat di alam dan melihat serta dapat mengkaitkannya dengan materi pelajaran di kelas
- Siswa belajar untuk mengandalkan kemampuannya sendiri dalam mempraktekkan aturan-aturan hidup yang sehat
- Siswa juga belajar beberapa aturan dasar keselamatan (basics rules of safety)
Pendidikan luar kelas merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas/ sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian/ nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan (Arief Komarudin, 2007). Pendidikan luar kelas tidak sekedar memindahkan pelajaran ke luar kelas, tetapi dilakukan dengan mengajak siswa menyatu dengan alam dan melakukan beberapa aktivitas yang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku siswa terhadap lingkungan melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian, perhatian, tanggungjawab dan aksi atau tingkah laku. Aktivitas luar kelas dapat berupa permainan, cerita, olahraga, eksperimen, perlombaan, mengenal kasus-kasus lingkungan di sekitarnya dan diskusi penggalian solusi, aksi lingkungan, dan jelajah lingkungan (Vincencia S, 2006).
Pendekatan Out-door learning menggunakan setting alam terbuka sebagai sarana. Proses pembelajaran menggunakan alam sebagai media dipandang sangat efektif dalam knowledge management dimana setiap orang akan dapat merasakan, melihat langsung bahkan dapat melakukannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan berdasarkan pengalaman di alam dapat dirasakan, diterjemahkan, dikembangkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Pendekatan ini mengasah aktivitas fisik dan social anak dimana anak akan lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang secara tidak langsung melibatkan kerjasama antar teman dan kemampuan berkreasi. Aktivitas ini akan memunculkan proses komunikasi, pemecahan masalah, kreativitas, pengambilan keputusan, saling memahami, dan menghargai perbedaan.(http://www.plbjabar.com).
Pendekatan Out-door learning menggunakan setting alam terbuka sebagai sarana. Proses pembelajaran menggunakan alam sebagai media dipandang sangat efektif dalam knowledge management dimana setiap orang akan dapat merasakan, melihat langsung bahkan dapat melakukannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan berdasarkan pengalaman di alam dapat dirasakan, diterjemahkan, dikembangkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Pendekatan ini mengasah aktivitas fisik dan social anak dimana anak akan lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang secara tidak langsung melibatkan kerjasama antar teman dan kemampuan berkreasi. Aktivitas ini akan memunculkan proses komunikasi, pemecahan masalah, kreativitas, pengambilan keputusan, saling memahami, dan menghargai perbedaan.(http://www.plbjabar.com).
Beberapa konsep yang melandasi pendekatan Out-door learning :
1. Pendidikan selama ini tidak menempatkan anak sebagai subjek
2. Setiap anak berkebutuhan khusus dan unik. Mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga proses penyeragaman dan penyamarataan akan membunuh keunikan anak. Keunikan anak yang berkebutuhan khusus harus mendapat tempat dan dicarikan peluang agar anak dapat lebih berkembang.
3. Dunia anak adalah dunia bermain, tetapi pelajaran banyak disampaikan tidak lewatpermainan.
4. Usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia, namun dunia pendidikan kurang memberikan kesempatan bagi pengembangan kreativitas.
Sedangkan elemen-elemen yang perlu diperhatikan dalam pendekatan Out door learning adalah :
1. Pendidikan selama ini tidak menempatkan anak sebagai subjek
2. Setiap anak berkebutuhan khusus dan unik. Mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga proses penyeragaman dan penyamarataan akan membunuh keunikan anak. Keunikan anak yang berkebutuhan khusus harus mendapat tempat dan dicarikan peluang agar anak dapat lebih berkembang.
3. Dunia anak adalah dunia bermain, tetapi pelajaran banyak disampaikan tidak lewatpermainan.
4. Usia anak merupakan usia yang paling kreatif dalam hidup manusia, namun dunia pendidikan kurang memberikan kesempatan bagi pengembangan kreativitas.
Sedangkan elemen-elemen yang perlu diperhatikan dalam pendekatan Out door learning adalah :
1) Alam terbuka sebagai sarana kelas
2) Berkunjung ke objek langsung
3) Unsur bermain sebagai dasar pendekatan
4) Guru harus mempunyai komitmen.
Disamping elemen di atas ada alasan mengapa metode pendekatan outdoor learning dipakai sebagai pengembangan karakter anak, yaitu :
1) Metode ini adalah sebuah simulasi kehidupan komplek menjadi sederhana;
2) Metode ini menggunakan pendekatan metode belajar melalui pengalaman;
3) Metode ini penuh kegembiraan karena dilakukan dengan permainan.
e.Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Peranan sumber belajar sering dilupakan, padahal sumber belajar dapat diperoleh dimana-mana termasuk di lingkungan sekitar anak. Anggani S (2000: 7) menyatakan bahwa sumber belajar adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada siswa dan guru. Bentuk pembelajaran yang menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar adalah dengan permainan. Guru bias memilih bentuk permainan yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan.Menurut Abulraihan (2008) lingkungan bisa lingkungan sekolah dan luar sekolah, yang terpenting bahwa aktivitas pembelajaran di luar kelas yang dilakukan siswa, guru harus pandai-pandai memilih model atau jenis pembelajaran yang tepat sesuai situasi lingkungan, memperhatikan factor keamanan karena di alam bebas mempunyai tingkat keriskanan yang tinggi terhadap keselamatan siswa. Model pembelajaran yang paling tepat di lingkungan luar sekolah adalah dengan bentuk bermain atau permainan. Menurut Rijsdorp ( dalam Sukintaka 1992: 1), anak yang bermain kepribadiannya akan berkembang dan wataknya akan terbentuk, berarti bermain merupakan wahana yang baik untuk mengembangkan watak dan kepribadiannya.
Pendidikan jasmani melalui pendidikan luar kelas dapat memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah sebagai sumber belajar, lingkungan sekolah juga dapat dijadikan sebagai alat pengembangan kegiatan di alam bebas agar siswa dapat mengembangkan keterampilan untuk menghadapi tantangan di masa depan dengan bersikap positif, berperilaku sosial yang selaras dengan norma yang ada.
Pendidikan jasmani melalui pendidikan luar kelas dapat memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah sebagai sumber belajar, lingkungan sekolah juga dapat dijadikan sebagai alat pengembangan kegiatan di alam bebas agar siswa dapat mengembangkan keterampilan untuk menghadapi tantangan di masa depan dengan bersikap positif, berperilaku sosial yang selaras dengan norma yang ada.
f.Alam Merupakan Manisfestasi Pendidikan Luar Kelas
Lahirnya konsep pendidikan di alam adalah manifestasi dari pendidikan di luar ruangan. Alam sebagai media belajar merupakan solusi ketika terjadi kejenuhan atas metodologi pendidikan di dalam kelas. Dari pemikiran inilah Walt Whitmant mencoba memperbaharuhi metodologi itu dengan penekanan pada proses aktivitas di luar kelas. Pendidikan dan latihan di luar kelas dapat menggantikan proses pendidikan konvensional (kelas/ ruangan) yang selama ini dilakukan secara masif. Akibatnya model pendidikan tersebut lebih berorientasi pada nilai-nilai kuantitatif , bukan pada proses pengenalan lebih dalam pada sumber-sumber pengetahuan ( F Herry, 2008:2).
B.KARAKTERISTIK ANAK SEKOLAH MENENGAH
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas.Masa remaja ini sering dianggap sebagai masa peralihan, dimana saat-saat ketika anak tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan orang dewasa.
Fase-fase masa remaja (pubertas) menurut Monks dkk (2004) yaitu antara umur 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun termasuk masa remaja awal, 15-18 tahun termasuk masa remaja pertengahan, 18-21 tahun termasuk masa remaja akhir.
Karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah menengah adalah sebagai berikut.
a.Adanya kekurangseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
b.Mulai timbulnya ciri-ciri sekunder.
c.Timbulnya keinginan untuk mempelajari dan menggunakan bahasa asing.
d.Kecenderungan ambivalensi antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul dengan orang banyak serta antara keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
e.Senang membandingkan kaidah-kaidah, nilai-nilai etika, atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
f.Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi (keberadaan) dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
g.Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
h.Kepribadiannya sudah menunjukkan pola tetapi belum terpadu.
i.Kecenderungan minat dan pilihan karier sudah relatif lebih jelas.
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
a.Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
b.Ketidakstabilan emosi.
c.Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
d.Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
e.Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
f.Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
g.Senang bereksperimentasi.
h.Senang bereksplorasi.
i.Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
j.Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
C. KERJASAMA
Kerja sama menurut hafsah sering juga disebut istilah kemitraan,yang berarti suatu strategi kegiatan yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan(Hafsah,2008).sementara kusnadi mengartikan kerja sama dua orang atau lebih untuk melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang diarahkan ke suatu target atau tujuan tertentu.Sementara menurut schiller dan Bryant kerja sama adalah menggabungkan tenaga sendiri dengan tenaga orang lain untuk bekrja untuk tujuan umum.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kerja sama adalah aktivitas dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan yang telah di sepakati bersama dalam jangka waktu tertentu.dalam pendidikan kerja sama dapat diartikan usaha bersama dalam menyelesaikan tugas yang telah ditetapkan antara anak dengan anak ataupun anak dengan orang lain.
D.PERMAINAN UNTUKMELATIH KERJASAMA
Dari pengertian diatas yang sudah dijelaskan tentang pendidikan luar kelas,karakteristik dan kerjasama maka saya akan membuat suatu permainan yang menganut atau berlandasan pada pengertian yang sudah saya jelaskan agar tidak salah dalam menerapkan permainan.Dibawah ini ada beberapa permainan yang dapat meningkatkan kerjasama dalam suatu kelompo,yaitu:
1. Menara Korek Api
Tujuan
- Melatih kerjasama tim dalam mencapai tujuan yang diinginkan
- Melatih kehati-hatian dalam melakukan setiap langkah yang akan diambil
- Melatih ketekunan dan kesabaran dalam mencapai tujuan
- Melatih untuk dapat menghargai setiap usaha kecil yang dilalukan karena usaha – usaha kecil itulah yang membangun sebuah keberhasilan
- Melatih dan mengembangkan kreativitas dalam mencapai tujuan
Peralatan
- Korek api batangan : 2 bungkus / kelompok
Aturan Permainan
- Peserta outbond dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari lima orang anggota
- Setiap kelompok diberi jatah dua bungkus korek api batangan.
- Setiap kelopok harus menyusun batangan-batangan korek api tersebut menjadi sebuah menara dengan bentuk dan cara yang bebas.
- Seluruh kelompok diberi waktu selama 5 menit untuk menyusun sebuah menara tersebut.
- jika dalam waktu 5 menit tidak ada kelompok yang berhasil menyusun keseluruhan batang korek api maka kelompk yang memiliki menara paling tinggi adalah pemenangnya.
- jika dalam waktu kurang dari 5 menit sudah ada kelompok yang telah menyelesaikan menaranya maka kelompok yang paling cepat menyelesaikannya adalah pemenangnya.
2.Balok peluk
Tujuan
- Melatih kerjasama tim dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
- Melatih untuk percaya pada teman.
- melatih mengembangkan kreativitas dalam mencapai tujuan
Peralatan
Permainan ini dimainkan di luar ruangmenggunakan sebuah balok kayu yang dibuatsedemikian rupa agar tidak bergerak. Panjang balok tersebut 1,5 hingga 2 meter, dansebaiknya yang agak besar agar agak tinggidari permukaan tanah ketika dinaiki oleh peserta. Peserta yang akan bermain terdiri dari6-10 orang, tergantung besar dan panjang balok.
Aturan Permainan
- Pada awal permainan, kita minta seluruh anggota kelompok utk naik ke atas balok dan mereka harus saling membantu agar tidak terjatuhdari balok atau pun menginjak tanah.
- Setelah semua naik di atas balok, kita mulai memberi instruksidimana mereka harus berdiri berurutan sesuai instruksi yang kita minta.Misalkan saja, berdasarkan tanggal lahir,
- Para Peserta harus mengatur barisan di atas balok tanpa bolehturun ke tanah, dari angka yg paling kecil ke angka yg paling besar.
- Fasilitator menentukan mana yg menjadi bagian depan. Jika berhasil, lanjutkan dengan instruksi berikutnya, hingga 3 instruksi dapatmereka selesaikan dengan baik..
3.Jaring laba-laba
Tujuan
- Melatih kerjasama tim dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
- Melatih untuk percaya pada teman.
- Melatih kejujuran
- Melatih untuk membuat strategi.
Peralatan
- Tali rafia
- Pohon/tongkat
Aturan Permainan
Seluruh peserta harus berpindah dari stu posisi satu ke posisi yang lain melalui sebuah jaring laba-labaraksasa dengan dibantu rekan yang lain.Aturan Main :
- Tidak boleh melalui lobang yang sudah pernah dilalui.
- Badan dan pakaian tidak boleh menyentuh tali, tiang atau pohontempat tali diikat.
- Tidak boleh melakukan lompatan.Tipe : Strategic GameTarget : team work dalam mencapai target, inovasi-kreativitas , disiplin.
4.Pipa Bocor
Tujuan
- Melatih kerjasama tim dalam mencapai tujuan yang diinginkan
- Melatih untuk menyelesaikan masalah dengan bersama.
Peralatan
- pipa bocor,
- penyangga,
- ember,
- gelas aqua,
- bola pimpon.
Aturan Permainan
1. Masing-masing kelompok diminta berlomba mengeluarkan bola pimpong yang ada dalam pipa bocor dengan menggunakan air.
2. Cara menuangkan air ke dalam pipa hanya boleh menggunakan gelas aqua yang telah disediakan dengan waktu yang telah ditentukan.
5.Meg-Meg An
Tujuan
1. Untuk melatih kebersamaan dalam tim.
2. Melatih ketangkasan dalam melempar.
3. Melatih konentarsi dalam bertindak.
4. Melatih membuat strategi dalam bermain.
Peralatan
1. Bola kasti
2. Pecahan genting
Atuaran Permainan
1. Pecahan genting disusun keatas sebanyak 20buah.bagi regu jaga berada di sekitar tempat dimana genting tadi disusun
2. Regu satunya bertugas melempar bola kasti dengan sasaran susunan genting tadi dengan jarak sekitar 7-10m.
3. Jika susuna genting roboh maka regu jaga menata kembali dan kemudian berusaaha mengenakan bola ke badan regu yang melempar.
4. Regu pelempar harus selalu berusaha untuk merobohkan susunan genting.
Permainan permainan diatas tad adalah beberapa permainan yang bertujuan untuk melatih kerja sama dalam kelompok,alangkah baiknya jika dalam permainan itu dikerjakan secara berkelompok karene manfaat yang dapat diperoleh oleh siswa adalah pengalaman,dengan pengalaman seorang siswa akan medah dalam memahami serta mengetahui mana yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.Saya hanya membuat lima permainan tadi mungkin masih banyak permainan-permainan yangdapat melatih kejujuran,kecerdasan keterampilan dll.permainan-permainan tadi saya tujukan kepada siswa yang duduk dibangku sekolah menengah unu(SMA),berbeda dengan permainan untuk SMP yang umurnya lebih muda,dalam menentukan permainan kita sebagai seorang giru harus mengetahui karakteristik siswa agar dalam menerapkan permainan kita tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit
BAB III
KESIMPULAN
Aktivitas luar kelas lebih dikenal untuk kegiatan orang dewasa yang biasa digunakan untuk mengembalikan semangat.Namun kegiatan kegiatan luar kelas saat sudah dapat dimodifikasi untuk pembelajaran.Aktivitas luar kelas adalah kegiatan yang disusun terencana untuk mencapai tujuan pengembangan potensi anak dan menantang untuk dilakukan. Aktivitas luar kelas dilakukan dalam suasana yang menyenangkan di alam terbuka sehingga anak lebih mudah menjalani kegiatan ini. Aktivitas luar kelas juga dirancang menantang agar anak tidak mudah bosan ketika melakukan beberapa kegiatan pengembangan.
Aktivitas luar kelas dilakukan untuk tujuan-tujuan : meningkatkan rasa percaya diri; bekerjasama dengan orang lain; memberikan pengalaman untuk mandiri; meningkatkan kemampuan kreatif; belajar untuk berkomunikasi secara efektif; dan mengembangkan berbagai perilaku dalaM kehidupan sehari-hari dalam berhubungan dengan masyarakat. Kegiatan luar kelas dilakukan dengan metode learning by doing/praktek langsung, bercerita, bernyanyi, tanya jawab, dan demonstrasi/mencontohkan.
Tidak semua jenis kegiatan luar kelas dapat digunakan untuk menanamkan kerjasama pada siswa. Banyak kegiatan luar kelas yang bergunbuah permainan sebaiknya untuk melatih kejujuran,kedisiplinan,kecerdasan dll,sebagai seorang guru maka kita harus mengetahui tujuan apa yang akan capai apabila menerapakan suatu permainan kepada siswa kita serta seorang guru juga tau permainan itu cocok untuk usia berapa agar tidak salah memberikan tidak beleh seorang guru memberikan permainan untuk anak SMA tetapi karena tidak tahu diberikan untuk anak SD.Dalam penilaian seorang guru seharusnya tidak hanya melihat melihat hasil akhir tetapi bagaimana proses yang telah dilakukan seorang siswa tadi,terkadang kita selalu mementingkan hasil akhir padahal hal tersebut salah yang terpenting adalah proses bagaimana seoarng siswa mampu mencapai tujuan.Dengan aktivitas luar kelas seorng guru harus mampu menanamkan karakter siswa atau membentuk karakter siswa denfan permainan yang akan diberikan,aktivitas luar kelas adalah media yang sangat efektif untuk membentuk karakter siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar